Sabtu, 11 Februari 2012

PERHATIKANLAH KISAH YANG INDAH !! (TIDAK HASAD kepada MUSLIMIN menjadikannya PENGHUNI SURGA)

Bismillah...


Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata, "Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba-tiba beliau bersabda, 'Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.' Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.

Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.' Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.

Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!' Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .

Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu 'anhuma mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, 'Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.'

Dia menjawab, 'Silahkan!'

Anas berkata bahwa Ibnu Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamullail (sholat malam), hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.

Abdullah juga mengatakan, 'Saya tidak mendengar ia berbicara kecuali yang baik.'

Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, 'Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, 'Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.' Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.

Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?'

Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, 'Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.'

Abdullah bin Amr berkata, 'Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya'."

Sumber : Kitab Az-Zuhd, Al-Imam Ibnul Mubarak rahimahullah, hal. 220..

SEMOGA ALLAH TA'ALA menjauhkan kita semua dari sifat HASAD yang merusak ini !!
Hayyakumulloh wa baarokallahu fiikum..

Telaah Tuntas Ilmu Ushul Fiqh oleh Al-Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi



Bismillah.
TELAAH TUNTAS ILMU USHUL FIQIH
Pembahasan Kitab Al-Ushul Min ‘Ilm Ushul
(Karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin)
oleh Al-Ustadz Dzulqarnain M.Sunusi
5 Hari
pada Jumat-Selasa,
25-29 Rabiul Awal 1433 H/
17-21 Februari 2012
di Ma’had As-Sunnah
Jl. Baji Rupa No. 8 Makassar
Info: 085242920351/08971503216
an-nashihah.com
almakassari.com

PERHATIKANLAH NASEHAT !! 4 PENYEBAB KEKUFURAN SESEORANG !!

Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah rahimahullah ta’ala berkata:

“Rukun kekufuran ada empat yaitu sombong, hasad, marah, dan syahwat.
Sifat sombong akan mencegah seseorang untuk tunduk
Hasad menghalangi untuk menerima nasihat
Marah akan menghalangi untukberbuat adil
Syahwat akan menghalangi untuk konsentrasi dalam beribadah.


Apabila hancur pondasi kesombongan akan mudah baginya untuk tunduk
Apabila pondasi hasad runtuh maka akan mudah baginya menerima nasihat dan melaksanakannya
Apabila pondasi marah runtuh maka akan mudah baginya untuk berbuat adil dan tawadhu’
Apabila pondasi syahwat itu hancur maka akan mudah baginya untuk bersabar,menaha n diri dari maksiat serta istiqamah dalam beribadah.
Memindahkan sebuah gunung dari tempatnya lebih ringan, gampang dan mudah dibanding menghilangkan keempat perkara ini bagi orangyang telah terkena. Terlebih bilasemua telah menjadi perilaku dan tabiat yang mendarah daging. Bersamaan dengan itu, tidak akan lurus amalan apapunyang dibangun di atasnya dan amalan-amalan tersebut tidak akan dapat membersihkan dirinya.
Setiap kali dia membangun sebuah amalan, maka akan diruntuhkan oleh keempat perkara tersebut, dan segala macam penyakit bermuara darinya.
Bila keempat perkara tersebut menancap di dalam hati maka akan menampilkan kebatilan sebagai kebenaran, kebenaran sebagai kebatilan, ma’ruf dalam bentuk mungkar dan mungkar dalam bentuk ma’ruf, dan duniaakan mendekatinya sedangkan akhirat akan menjauh darinya. Bila kamu meneliti kekufuran umat terdahulu (kamu akan menjumpai, pen.) semuanya bermuara dari keempat perkaratersebut. Dan besar kecilnya sebuah adzab tergantung dari besar dan kecilnya keempat sifat tersebut.
Barangsiapa membiarkan keempat rukun kekufuran tersebut pada dirinya, maka dia telah membuka pintu kejahatanpada dirinya. Dan barangsiapa menutupnya maka akan tertutup pintu-pintu kejahatan pada dirinya.
Keempat perkara di atas akan menyebabkan seseorang terhalang untuk tunduk, ikhlas, bertaubat, menerima kebenaran, menerima nasihat dari saudaranya, dan tawadhu’ di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla dan di hadapan makhluk.
Keempat sifat tersebut disebabkan kejahilan tentang Rabbnya dan kejahilan tentang dirinya. Jika dia mengetahui Allah ‘Azza wa Jalla dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna dan Agung, serta dia mengetahui tentang dirinya yang penuh kelemahan dan serba kekurangan, niscaya dia tidak akan menyombongkan diri, tidak akan marah, dan tidak akan iri hati kepada siapapun yang telah mendapatkan anugerah dari Allah ‘Azza wa Jalla.” [Al-Fawa'id karya Ibnul Qoyyim, hal. 174-175


oleh : Bang Andri Maadsa Dua